BELAJAR BERPIKIR CERDAS

     Manusia dalam hidup ini saling berhubungan dengan manusia lain. Perkembangan jaman telah membuat gebrakan baru dengan munculnya HP. Banyak aplikasi muncul yang merubah segalanya. Manusia tidak perlu berhubungan secara langsung tetapi dapat menikmati apapun. Aplikasi pakaian, aplikasi FB, aplikasi Instagram, Whasshap, dll. Aplikasi -aplikasi itu telah menggeser kebiasaan manusia yang baik menjadi buruk secara langsung atau tidak langsung.
      Keberadaan aplikasi itu  terkenal dengan namanya media sosial. Media sosial ini dilengkapi dengan pembaharuan status. Nah dari status ini manusia juga sering dilenakan. Penulisan status rata- rata digunakan untuk tempat curhat. Curhat tentang suaminya,istrinya,temannya,kegiatannya,dagangannya,prestasinya dll.
     Mereka pembuat status  tidak tahu akibat buruk bagi orang lain. Yang dirasakan hanya kesenangan membuat status. Apalagi status yang sifatnya pribadi.
     Bagi orang cerdas pasti akan berpikir statusnya merugikan atau tidak. Orang cerdas tidak mungkin menggunakan kata-kata kotor, urusan pribadi untuk disebarkan ke media sosial. Orang cerdas tidak mau membuat status yang tidak bermanfaat dan merugikan orang lain. 
     Perlu Anda ketahui status hanya membuat orang lain broken heart hanya karena hal sepele. Kalau Anda orang cerdas berpikirlah sekali lagi untuk menulis status yang merugikan orang lain yang arahnya ke fitnah. Coba pernah atau tidak anda membuat status merugikan orang lain. Hi ka pernah segeralah minta maaf untuk menutup imagi orang tentang anda.

      Bahaya dari update status adalah membanggakan diri sendiri (fakhr) yang termasuk salah satu sifat sombong. Allah swt mengkritik sifat ini dalam salah satu ayatnya:

وَلَئِنۡ أَذَقۡنَٰهُ نَعۡمَآءَ بَعۡدَ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ ٱلسَّيِّ‍َٔاتُ عَنِّيٓۚ إِنَّهُۥ لَفَرِحٞ فَخُورٌ  ١٠ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَأَجۡرٞ كَبِيرٞ  ١١

Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: “Telah hilang bencana-bencana itu dariku”; sesungguhnya dia sangat gembira lagi berbangga diri. Kecuali orang-orang yang sabar dan mengerjakan amal-amal shalih; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS. Hud [11] : 10-11. Dipertentangkannya sifat gembira dan berbangga diri dengan sabar dan amal shalih dalam dua ayat di atas menandakan bahwa kedua sifat itu tercela dan bukan termasuk amal shalih).

     
Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISTILAH KATA "PERPISAHAN, PISAH KENANG,WISUDA, PURNAWIYATA"

ITULAH KALIAN ...TERKESAN DAN TERKENANG

Jangan Sombong !