RIDLOMU DAN RIDLONYA
Pikirankupun
melayang mengenang masa kanak-kanak,walaupun hanya sebentar.Setidaknya aku pernah tinggal di kota
ini. Yaa……………….
Kota
kelahiran ibu dan nenek moyangku. Pagi buta aku pulang dengan naik kereta ke
Surabaya. Soalnya aku besok harus membuat laporan untuk bukti pengambilan
barang itu.
Pagi yang cerah mengiringi langkahku
ke kantor. Ah perasaanku sungguh gulana. Semoga nanti Allah meridloi segala
keinginanku. Masa depanku,keluargaku,agamaku. Aku takut jangan-jangan nanti
teman istimewaku menjauh ,entah perasaanku kadang seperti itu. Tapi doa selalu
aku panjatkan Ilahi Rabbi. Tidak terasa satu bulan lagi masuk bulan Ramadlon
bulan penuh berkah bagi umat yang menjalankannya. Semoga aku tergolong orang
yang beruntung mendapat berkah itu.
Puasa kulalui dengan lancar bersama
ibu dan adik di Kalimantan.Tidak lupa juga aku telepon sama Rina, menjelang
berbuka puasa kadang setelah buka puasa.Biasa masak apa,lauknya apa.Aku kadang
kasihan sama Rina,berbuka puasa hanya sama bakso kadang lauknya sama
kerupuk.Tega nian ibunya bulan puasa bulan istimewa kok seperti itu.Tapi
walaupun begitu aku bangga pada Rina,dia nrimo sekali.Apapun yang diberikan
ibunya diterima,itulah anak yang sholihah selalu berbakti pada orang tua. Saat
ini aku ingat sama masku yang juga sedaerah sama Rina,coba dech aku
telepon.Tit…tit….tit…tit…tit…tit nomer hp aku pencet dengan cepat.”Assalamualaikum…..?’’suara
mas di sana.’’Walaikumsalam WR Wb,’’lagi ngapa mas ….sehatkah mbk sama
adik?’’tanyaku. ‘’Alhadulillah baik semua,ada apa??Jawab mas. ‘’Gini mas aku
kemarin sempat ke sekolahan Rina….ehh ternyata wajahnya mirip sekali sama ibu
aku .’’ceritaku. Hampir setengah jam aku telepon mas.tidak terasa adzan isyak
terdengar segera saja aku pamitan sama mas.
Pagi yang cerah kulangkahkan kakiku
menuju kantor,ah…..indah bener hari ini. Entah mengapa hatiku kini gembira
bukan main setelah tahu wajah Rina. Dia begitu mirip dengan ibu kandungku. Bahagia
sekali hatiku….ternyata ternyata aku semakin sayang dan tidak bisa melupakannya
Astagfirullah….
Ampuni aku tidak seharusnya aku memikirkan itu. Karena apel pagi belum di mulai
kuambil ponsel.”Assalamualaikum….lagi ngapain dik?? Tanyaku “Walaikumsalam wr
wb, aku lagi sarapan mas.mas lagi ngapain..?jawab Rina.” ini mau apel pagi. Ya
udah dinikmati saja nanti disambung
lagi….assalamualaikum.”kataku. Akhirnya ponsel aku offkan.Aku bersikukuh untuk
segera ……….,semua surat ijin dah aku ajukan ke Jakarta. Mungkin bulan depan dah
turun suratnya. Ibu malam-malam musyawarah dengan pakpuh kalau mau
mengurus tanah di Jawa Timur.Sekalian
aku minta menemui si Rina untukku.
Hari ini Ibu dapat telepon dari
tanah kelahiran ibu dan aku,kalo surat surat tanah yang dulu dijual sudah
ada.Setelah aku musyawarah sama ibu sepakat ibu melamarkan Rina untuk jadi
istriku. Pesawatpun meluncur ke daerah kelahiranku Madiun. Pagi buta ibu naik pesawat ke Jawa Timur.
Karena urusan dah selesai ibu menelpon si Rina eh…ternyata tidak diangkat 5
kali sudah.Ibu akhirnya pulang ke rumah. Aku begitu kecewa pulang dengan
membawa tangan hampa. Aku tanyai ternyata dik Rina tidak di rumah. aku sungguh
sangat kecewa. Mengapa dik Rina tidak mengangkat telepon ibu?? Disengaja
ataukah ………Pikiranku melayang ke Rina.OOOOO…….atau mungkin dia sudah punya yang
lain.Pagi-pagi buta habis sholat subuh aku telepon dia.Rina Cuma berkata HP
ketinggalan di rumah. Suatu jawaban yang tidak memuaskan. Pertanyaan demi
pertanyaan berkumpul diotakku. Jangan suudzon gk baik lo….kata hatiku berkata.
Hari ini hari yang bahagia satu bulan
lamanya berpuasa kini saatnya bermaaf-maafan.Kamipun berlebaran bersama
keluarga dan tetangga.Tidak lupa juga aku telpon ke Rina dan ibunya mohon maaf.
Tit…tit..tit…hpku berbunyi ah dari Rina kebetulan aku pingin omomg.” Ya
walaikusalam,ada apa dik?’tanyaku. “maaf mas,nganggu….gini lo mas aku ingin
ngomong kalo aku sekarang tidak bisa komunikasi dengan mas. .jadi kita tidak
bisa saling sms.Rasanya seperti di sambar petir di siang hari bolong. Masih
tergiang ngiang kata-kata itu.Pagi sampai malam aku seperti orang linglung
tiada guna jerih payahku selama ini ,mengurus surat ijin untuk meninggalkan
masa lajangku. Semua tinggal kertas-kertas kosong ,sungguh tega nian semua impian hancur tiada sisa. Ibu tidak
tahu,adik juga tidak tahu kalau aku tlah dibohongi teman yang selalu aku
banggakan selama ini.Mengapa dulu mengatakan kalau bersedia menerima kapanpun
aku datang. Ahhh…..kisahku seperti merpati ingkar janji.
Hari ini hari yang naas bagiku,
ditinggal sendirian oleh pembantu pulang kampong.Pulang kantor badanku sakit
semua,makan ngak enak,tidur ngak pulas. Segera kuambil air wudhu sholat dhuhur
di masjid Baiturrahman.Sampai di rumah aku mengambil pistol di celanaku,kemarin
mau membersihkan lupa. Door …….suara mengelegar dekat telingaku……apa ini lho
kok tanganku berdarah……dunia sekelilingku gelap gulita.lho aku kok bisa terbang
kenapa tubuhku ini…….truss kenapa aku bisa melihat tubuhku terkapar di situ dan
darahnya……
Bersambung….
Komentar
Posting Komentar