RIDLOMU DAN RIDLONYA
Malam
yang sunyi suara jangkrik menghiasi malam ini. Dan terlihat bulan sabit yang
menerangi seluruh alam ini. Aku merenung sendiri. Ah….semua sudah tidur
pulas.Mata ini kupejamkan juga tidak mau terpejam juga. Binggung juga mau
ngapain ya…..lalu kuambil saja HP disampingku.Tanpa sengaja kupencet no asing
yach maklum kesepian ngak ada teman. Dari kejauhan nomer yang aku pencet
nyambung. Eh……tapi kok ngak diangkat lalu aku kirim SMS. “ Assalamu’Alaikum no
siapa ini bolehkah aku kenalan?? Aku terus menunggu jawaban. Ya….hah!” ada
jawaban. “Walaikumsalam boleh.” Dalam hati aku bertepuk gembira. SMSpun
berlanjut hari demi hari. Aku merasa semangat dan bahagia saat melakukan
aktifitas. Dia tinggal di kaki bukit yang jauh disana. Yach aku berharap bisa
bertemu dengannya, suatu hari nanti. Tapi kapan ya…… Teman yang menyenangkan.
Saat aku punya masalah dia penyejukku. “ Mas,jangan lupa sholat lo…doakan ayah
ibumu juga.” Kata Rina,temenku itu. Kata-kata itu selalu aku ingat terus,bahkan
sudah mendarah daging.
Aku adalah yatim piatu ditinggal bapak dan
ibu 10 tahun yang lalu. Sehari-hari diasuh oleh ibu tiriku ya bulikku
sendiri.Sampai saat inipun aku tetap sayang sama ibu tiriku itu. Terutama sama
adikku yang super aktif, Nina namanya. Aku saat ini sudah bekerja di suatu
instansi yach hasil jerih payahku patuh,taat pada orang tua dan agama.
Sebenarnya aku bosan dengan ejekan teman-teman.”Untuk apa kamu bekerja, teman
hidup saja ngak punya.”kata temen-temenku.Tapi dasar aku orang yang cuek.Malu
juga sih rasanya. Sekarang ini aku merasa bangga juga sudah punya teman yang
baiknya sedunia. Penasaran sih kayak apa si Rina itu. Cantikkah dia,atau ….????
Tapi bagiku tidak masalah yang penting dia seorang muslimah yang taat beragama
dan baik untukku dan keluargaku kelak.
Suatu hari aku dapat surat tugas untuk
mengambil barang instansi yang ada di Surabaya. Setelah sholat subuh aku
bersiap berangkat dengan pesawat jurusan Banjarmasin-Surabaya. Pagi jam 8 aku
sampai kota yang aku tuju. Segera kuurus semua keperluan dengan sahabatku.
Barang yang kuambil lalu kuberi nama Rinai sama miripnya dengan seseorang yang
ada dihatiku. Sekali lagi aku teringat lagi sama Rina. Ingin rasanya segera
meluncur kerumahnya. Tak terasa akupun tiba di rumah pak puh,katanya aku mau
diberi foto ibu kandungku yang lama meninggal. Aku heran daerah ini begitu
mahal ongkos angkotnya, 2 orang saja 10 ribu. Ah …..biarlah sekalian amal
pikirku. Sampai di rumah pak puh disambut gembira,cerita ke sana sini.
Nah….sesuatu yang aku tunggu tiba juga.Selembar foto disodorkan dipangkuanku.
Foto ibuku, cantik juga,sederhana bersahaja. Foto itu aku simpan dalam
dompetku. Pikiranku melayang lagi sama Rina. Astagfirullah al adhim kusebut
3X.Aku telp dia,” Assalamualaikum dik.”sapaku “ Walaikumsalam,”jawabnya dari
kejauhan. “Dik,sekarang ada dimana?”tanyaku”aku ada di sekolah mas, sibuk ada
tugas.” “ya udah,nanti aku telpun lagi.lanjutkan pekerjaanmu dik.”jawabku. Aku
tutup segera HPku,pikiranku menerawang ke rumah Rina. Ah……aku ngak sabar ketemu
dia.lalu aku ajaksahabatku kantor mencari sekolah Rina.Aku akan beri dia
kejutan.Sepeda motor pak puh aku pinjam. Deru asap motor mengepul.Sampai di
sekolah Rina aku sengaja mengintip dari pagar sekolah. Aku tanya pada pemilik
warung di sebelah timur sekolahan. Ternyata kenal juga sama Rina,lalu aku
diberitahu.”itu lho mas orangnaya,pake batik biru berjilbab putih jalan
kesini…,”kata pemilik warung itu.Segera kuambil kameraku,jepret-jepret,”kena
dia.”pikirku. Lalu aku besarkan hasil gambarnya. Aku kaget setengah mati. Sekujur
tubuhku lemas,tak berdaya,keringat dingin keluar,tanganku gemetar.”Ada pa
mas……?tanya temenku berulangkali sambil ketakutan juga.Bengong.”mas,mas ada pa
?” sekali lagi temanku Tanya.”Udah gpp,ayo pulang dulu,kayaknya aku masuk
angin!” ajakku aku bersama temanku pulang ke rumah pak puh.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar